PNS Diganti Robot Ilusi Kemajuan Bangsa
Oleh: Shiva Alami Nura’ini
Penulis di Komunitas Muslimah Rindu Surga
Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan diganti oleh robot kecerdasan Artificial Intelligence (AI), hal ini dilakukan beriringan dengan rencana Badan Kepegawaian Negara (BKN) yaitu dalam rangka percepatan reformasi birokrasi di era kemajuan teknologi yang sedang berlangsung, demi untuk memajukan bangsa. Kedepannya pelayanan publik akan menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan pelayanan publik. Hal ini dilakukan dimulai dengan pengurangan jumlah PNS, tercatat jumlah PNS aktif per-30 Juni 2021 adalah 4.081.824 dan mengalami penurunan sebesar 3,33% dibanding per-31 Desember 2020, jumlah PNS sudah mengalami penurunan sejak tahun 2016.
Maka dapat dipastikan akan banyak efek negatif yang terjadi pada masyarakat. Salah satunya angka pengangguran yang semakin meningkat, per-Agustus 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 9,1 juta orang. Karena adanya pengurangan PNS, berpengaruh pula pada seleksi PNS yang semakin sulit, bahkan tidak menutup kemungkinan jika teknologi robot AI semakin cerdas dan canggih, sehingga peran PNS tidak lagi dibutuhkan.
Semakin banyak persoalan baru yang muncul karena Pemerintah mengambil kebijakan yang bersandar pada tren global yang ingin dinilai modern. Padahal kemajuan bangsa tidak dapat diukur dengan kemajuan teknologi.
Kita harus memahami, ada parameter untuk mengukur suatu peradaban. Salah satunya, peradaban itu mampu memberikan keamanan dan keadilan; tercapainya kesejahteraan, baik sandang, pangan, papan, dan kesehatan; serta terpenuhinya aspek pendidikan.
Di antaranya adalah melindungi dan meningkatkan taraf hidup rakyat, serta memajukan sains teknologi melebihi capaian peradaban maju mana pun. Kemudian, mampu berkontribusi positif dan signifikan di kancah dunia. Keunggulan peradaban Islam juga tidak terbantahkan.
Peradaban Islam terbukti mampu bertahan terhadap dinamika zaman selama 1.300 tahun, tidak berusia pendek atau di bawah kendali negara lain. Hal itu dapat tercapai karena sistem pemerintahan dan sistem ekonomi Islam tidak sekadar akomodatif (menoleransi kemajuan), tetapi bersifat promotif (mendorong kemajuan).
Di samping itu, ekonomi tidak dikuasai oleh para kapitalis yang cenderung mendorong penemuan bernilai komersial. Seluruh penemuan dalam Islam dipandang datang dari Allah Swt. dan manusia menggunakannya untuk mendekat kepada-Nya. Artinya, teknologi bukan memperburuk dan memunculkan masalah baru, melainkan untuk memudahkan kehidupan rakyat.
Kemajuan suatu bangsa dalam pandangan Islam adalah mampu melahirkan peradaban yang khas, yaitu menerapkan Islam secara total, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk bagaimana menjadikan perkembangan Teknologi sebagai uslub dan wasilah dalam pemenuhan kebutuhan hidup (hajatul udhowiyah dan gharizah) yang tidak bertentangan dengan Syariat Islam. Islam rahmatan lil’Alamiin akan terwujud yang akan menghantarkan kesejahteraan dan jaminan hidup untuk seluruh umat manusia. Wallahua'lam