Lirik Syair Sholawat Jawa "Eling- Eling Siro Manungso"
Selasa, 09 April 2019
Edit
Assalamualaikum teman-teman semua, kali ini kita akan membahas mengenai syair sholawat jawa"Eling-eling siro manungso". Syair sholawat Jawa ini bisa di katakan sebagai syair legendaris, mengapa demikian? karena dulu ketika di desa, seringkali kami mendengar syair sholawat ini di lantunkan setelah adzan di kumandangkan. Biasanya syair ini di lantunkan selepas adzan maghrib seraya menunggu para jamaah sholat datang ke masjid.
Syair ini memiliki makna yang sangat mendalam. Makna yang terkandung dalam syair ini mengingatkan kita, bahwa kita hidup di dunia di perintahkan untuk senantiasa menjalankan perintah-perintahnya seperti Sholat, Ngaji dan perintah lainnya. Karena setelah kematian datang kita tak bisa menolak. Amal perbuatan baik tersebut yang akan menolong kita di akhirat kelak.
Teks Latin Syair Sholawat Jawa "Eling-Eling Siro Manungso" Lengkap dengan Arti Bahasa Indonesia
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Eling-eling siro manungso (Ingatlah wahai manusia)
Elingono anggon mu sholat ngaji (ingatlah tempatmu sholat dan ngaji)
Mumpung durung katekanan (Selagi belum kedatangan)
Malaikat juru pati (Malaikat Pencabut Nyawa)
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Panggilane Kang Moho Kuoso (Panggilan Tuhan Yang Maha Esa)
Gelem ora bakal di gowo (Mau tidak mau pasti dibawa)
Disalini sandangan putih (Di beri pakaian putih)
Yen wes budal ra biso muleh (Kalau sudah berangkat tidak bisa pulang)
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Tumpakane kereto jowo (Dinaikkan kereta jenazah)
Roda papat rupo manungso (Roda empat berwajah manusia)
Jujugane omah guwo ( Menuju rumah berbentuk gua)
Tanpo bantal tanpo kloso (Tanpa bantal, tanpa alas)
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Omahe ra ono lawange (Rumahnya tidak berpintu)
turu ijen ra ono kancane (Tidur sendiri tidak ada temannya)
Di tutupi anjang- anjang (Ditutup dengan papan - papan)
Diurug lan di siram kembang (Dikubur dan disiram bunga)
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Tonggo-tonggo podo nyambang (Tetangga-tetangga berkunjung)
Tangise koyo wong nembang (Menangisnya seperti orang menyanyi)
Yen ngaji arang-arang (Ketika ngaji arang-arang maksudnya sekarang ngaji besok tidak)
Pertondo imane kurang (Pertanda imannya kurang)
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Demikian sedikit pemaparan tentang Syair Sholawat Jawa "Eling-Eling Siro Manungso", mungkin teman-teman semua juga bisa menghidupkan kembali syair sholawat ini yang sudah jarang kita dengar di kalangan masyarakat khususnya warga nahdliyin, dengan melantunkannya selepas adzan seraya menunggu jamaah sholat datang ke masjid.
Sebelumnya kami juga sudah membahas syair Jawa berjudul "Ngudi Susilo" yang merupakan kitab tulisan dari KH. Bisri Mustofa.
Karena Panjang, kami bagi dalam dua postingan, "Ngudi Susilo" merupakan syair Jawa mengenai budi pekerti, Isinya sangat dalam dan sangat bagus untuk diajarkan kepada putera-puteri kita.
"iki syiir kanggo bocah lanang wadon, nebehake tingkah laku ingkang awon" begitulah lirik syair tersebut. kalian bisa lihat langsung syair budi pekerti tersebut di bawah ini:
"Syair Ngudi Susilo Bagian 1"
"Syair Ngudi Susilo Bagian 2"
Sekian semoga bermanfaat....