Kisah Persia dan Romawi dan Ekpresi Sahabat di Zaman Nabi Dalam Surat Ar-Rum
Rabu, 17 April 2019
Edit
Kisah Persia dan Romawi ini sangat terkenal bagi rang-orang yang gemar membaca Siroh Nabawiyah dan perjalanan para Sahabat Nabi.
Ekpresi kegelisahan terlihat para Sahabat Rasul ketika mendengarkan kabar bahwa bangsa Persia mengalahkan Romawi yang saat itu Romawi memiliki kesamaan dengan Islam yakni sama-sama agama dari Samawi.
Namun ekpresi kegelisahan para sahabat dan umat Islam itu kemudian berubah setelah mendapat kabar dari Rasulullah bahwa Allah telah mengabarkan berita akan dikalahkannya bangsa Persia oleh Romawi.
Cerita ini termaktub di dalam Al-Qur'an di dalam surat Ar-Rum dan menjadi sebuah mukjizat karena firman Allah ini kemudian terbukti dengan kekalahan bangsa Persia atas Romawi.
EKSPRESI KEGEMBIRAAN DAN KEKECEWAAN
Oleh: Yuana Ryan Tresna
Kita akan mengambil pelajaran dari kisah Persia dan Romawi. Menarik bagi kita mencermati bagaimana ekspresi kegembiraan Rasulullah ﷺ dan para shahabat ketika mendengar kabar kemenangan Romawi atas Persia. Termasuk ekspresi kekecewaan ketika pada fase awal tersiar kabar bahwa Romawi dikalahkan Persia.
Allah menyebutkan dalam firmanNya,
غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4)
“Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang (mengalahkan Persia) dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman.” (QS Ar-Rum: 2-4)
Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa orang-orang Persia menyerang orang-orang Romawi akhirnya kedua pasukan itu bertemu di Azri‘at dan Busra, dua daerah yang terletak di negeri Syam.
Pasukan Persia memukul dan mengalahkan pasukan Romawi. Kemudian berita kekalahan bangsa Romawi itu terdengar oleh Nabi ﷺ dan para sahabatnya, yang pada saat itu berada di Makah. Berita ini terasa amat berat dirasakan oleh Nabi dan para sahabatnya, mengingat bangsa Persia adalah pemeluk agama Majusi, sedang orang-orang Romawi adalah Ahli Kitab (أقرب إلى الحق والتوحيد). Orang-orang musyrik Makah merasa gembira mendengar berita tersebut, dan mengejek orang-orang Islam.
Kisah tersebut bisa kita baca dalam al-Bidayah wa al-Nihayah, juz III, hlm. 153 Bab Kisah Persia dan Romawi. Diantara penggalannya,
ثم روى من طريق سفيان الثوري عن حبيب بن أبي عمرو عن سعيد بن جبير عن ابن عباس قال: كان المسلمون يحبون أن يظهر الروم على فارس لأنهم أهل كتاب، وكان المشركون يحبون أن تظهر فارس على الروم لأنهم أهل أوثان، فذكر ذلك المسلمون لأبي بكر فذكره أبو بكر للنبي ﷺ فقال له: «أما أنهم سيظهرون» فذكر أبو بكر ذلك للمشركين.
فقالوا: اجعل بيننا وبينك أجلا إن ظهروا كان لك كذا وكذا، وإن ظهرنا كان لنا كذا وكذا فذكر ذلك أبو بكر للنبي ﷺ. فقال: «ألا جعلته أداة». قال: دون العشر فظهرت الروم بعد ذلك.
وقد أوردنا طرق هذا الحديث في التفسير وذكرنا أن المباحث - أي: المراهن - لأبي بكر أمية بن خلف وأن الرهن كان على خمس قلايص، وأنه كان إلى مدة، فزاد فيها الصديق عن أمر رسول الله ﷺ وفي الرهن. وأن غلبة الروم على فارس كان يوم بدر - أو كان يوم الحديبية - فالله أعلم.
Perang Persia vs Romawi itu memang sangat emosional. Mengingat telah dikabarkan dalam al-Quran, yang merupakan pembuktian akan kebenaran al-Quran. Demikian juga terkait masa depan dakwah, dimana Romawi masih terkategori ahli kitab, sedangkan Persia penyembah berhala.
Saat ada kabar kekalahan Romawi, para shahabat kecewa, dan saat dikabarkan kemenangan Romawi, para shahabat merasa gembira.
Ya, perang tersebut sangat emosional, sampai-sampai shahabat agung Abu Bakar as-Shiddiq harus berdebat dan bertaruh dengan orang musyrik, Ubay bin Khalaf. Kisah ini terjadi sebelum diharamkannya judi dan taruhan. Orang yang tidak cermat menganggap Abu Bakar adalah juru bicara Romawi.
Kisah lebih lengkap bisa disimak dalam Tarikh al-Rusul wa al-Muluk li al-Thabari (1/342), al-Kamil fil al-Tarikh li Ibni al-Atsir (1/165), Tarikh Ibn Khaldun (2/180), dan Tarikh al-Islam li al-Dzahabi (1/60).
فخرَج أبو بكر الصديق إلى الكفار فقال: أَفرِحتم بانتصار إخوانكم على الروم؟ فلا تفرحوا، ولا يُقرِّنَّ الله أعينكم، فوالله ليَظهرنَّ الرومُ على فارس؛ فقد أخبرنا بذلك نبيُّنا الصادق المصدوق محمد - صلى الله عليه وسلم - وهو إن أخبرنا بشيء يقع كما قال تمامًا.
فقام إليه أبيُّ بن خلف الجُمحي، فقال: كذبتَ يا أبا بكر، فلن ينتصر الروم، فقال له أبو بكر: أنت أكذب يا عدوَّ الله، فقال: نجعل رهانًا بيني وبينك على عشر قلائص منِّي، وعشر قلائص منك، فإن فازَت الروم على فارس، غرمتُ أنا، وإن انتصرَت فارس، غرمتَ أنت، ومدة الرهان ثلاث سنين.
ثم جاء أبو بكر إلى النبي - صلى الله عليه وسلم - فأخبره بما كان بينه وبين أبيِّ بن خلف، فقال النبي - صلى الله عليه وسلم -: ((لماذا جعلت مدة الرهان ثلاث سنين؟ فما هكذا ذُكرَت: إنما جاء في الآيات أن انتصار الروم سيقع في بضع سنين، والبضع ما بين الثلاث إلى العشر، فاذهب إلى أبيِّ بن خلف، فاطلب منه الزيادة في قيمة الرهان مع الزيادة في مدته)).
فخرَج أبو بكر فلقيَ أبيَّ بن خلف فقال له: لعلك ندمت على رهانك لي، قال: لا، فقال أبو بكر: تعالَ إذًا أزيدك في مِقدار الرهان نجعله مائة قلوص، على أن نزيد مدة الرهان إلى تسع سنين، فوافق أبيٌّ على ذلك سعيدًا بزيادة قيمة الرهان.
وكان كفار قريش حينئذٍ قد استبعَدوا تمامًا إمكانية تحويل الرُّوم هزيمتهم من الفرس إلى انتصار في غضون تسع سنين فقط، فلم تكن هناك أي مؤشِّرات أو أمَارات تقوِّي هذا الاحتِمال وتَدعمُه.
Abu Bakar keluar menemui orang-orang musyrik, seraya berkata kepada mereka, “Apakah kalian merasa gembira dengan kemenangan saudara-saudara kalian atas Romawi? Maka janganlah kalian bergembira dahulu, Allah pasti tidak akan meneruskan kegembiraan kalian itu. Demi Allah orang-orang Romawi pasti akan menang atas orang-orang Persia, sebagaimana yang telah diberitakan Nabi kami, Muhammad ﷺ.”
Mendengar hal itu berdirilah Ubay bin Khalaf dan langsung berkata kepada Abu Bakar radhiyallahu 'anhu, “Kamu dusta.” Abu Bakar menjawab, “Kamulah orang-orang yang paling berdusta, hai musuh Allah. Sekarang begini saja marilah kita adakan taruhan antara aku dan kamu, sebanyak sepuluh tail emas dariku, dan sepuluh tail emas dari kamu. Maka jika ternyata pasukan Romawi menang atas pasukan Persia, berarti kamu kalah sepuluh tail dariku. Jika pasukan Persia yang menang atas pasukan Romawi, berarti saya kalah atas kamu.” Taruhan ini berlaku dalam masa tiga tahun.
Ringkasnya, kemudian Abu Bakar datang menemui Nabi ﷺ dan menceritakan semua yang telah diperbuatnya kepada beliau. Nabi ﷺ bersabda kepadanya, “Naikkanlah taruhanmu itu, kemudian perpanjanglah masa taruhannya.” Lalu shahabat Abu Bakar berangkat untuk menemui Ubay bin Khalaf. Taruhanpun dinaikkan menjadi seratus tail emas sampai dengan batas waktu sembilan tahun.
Pelajaran:
1. Rasulullah dan para shahabat bergembira atas kemenangan Romawi dan kekalahan Persia karena ini terkait dengan pembuktian kebenaran firman Allah dan sabda Nabi-Nya.
2. Rasulullah dan para shahabat bergembira atas kemenangan Romawi dan kekalahan Persia karena orang Romawi adalah termasuk ahli kitab, sedang Persia adalah Majusi.
3. Rasulullah dan para shahabat bergembira atas kemenangan Romawi dan kekalahan Persia karena Persia didukung oleh musuh dakwah Rasulullah kala itu yakni kaum musyrik.
4. Kekecewaan dan kegembiraan para shahabat (saat mendengar kabar kalah dan menangnya Romawi) adalah perkara yang natural, fitrah kemanusiaan yang wajar.
5. Rasulullah dan para shahabat terus konsisten dalam manhaj dakwah dan politiknya hingga pada akhirnya berhasil mengalahkan kaum Musyrik, dan memukul mundur Persia dan Romawi, serta menaklukan Syam dan Irak. Itu semua terjadi hanya dalam waktu 15 tahun. Semua terjadi dengan adanya institusi Khilafah. Happy ending dari kisah ini bisa kita simak dalam al-Bidayah wa al-Nihayah sbb,
ثم روى من طريق الوليد بن مسلم حدثنا أسيد الكلابي أنه سمع العلاء بن الزبير الكلابي يحدث عن أبيه. قال: رأيت غلبة فارس الروم، ثم رأيت غلبة الروم فارس، ثم رأيت غلبة المسلمين فارس والروم وظهورهم على الشام والعراق، كل ذلك في خمس عشرة سنة.
Begitulah kisahnya, semoga Allah menjaga kita dari segala bentuk godaan yang memalingkan dari jalan yang lurus.
لعل الله يجمعنا مع المجاهدين المخلصين
Bandung,
17 April 2019